PROGRAM Pemberdayaan Masyarakat Maju, Sehat, dan Bahagia (Rodanya Mas Bagia) masih terus bergulir sebagai program unggulan Pemerintah Kota Magelang di bawah kepemimpinan Wali Kota, dr Muchamad Nur Aziz dan Wakil Wali Kota, M Mansyur. Masyarakat pun sudah mulai merasakan manfaat dari program yang dikenal dengan kucuran dana Rp 30 juta per RT per tahun ini.
Utamanya manfaat secara fisik yang terlihat kasat mata berupa sarana dan prasarana serta infrastruktur. Seperti diungkapkan Imam, warga kampung Sanden, Kelurahan Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang yang di wilayahnya sudah terlihat manfaat dari Rodanya Mas Bagia berupa infrastruktur fisik.
Bapak yang juga Ketua RW 08 Kampung Sanden ini menyebutkan, dengan adanya Rodanya Mas Bagia ini pihaknya kini memiliki barang-barang inventaris RT yang cukup lengkap. Di antaranya kursi, sound system, paket perlengkapan masak, paket meja pingpong, paket bola voli, alat mesin pemotong rumput, dan beberapa barang lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Termasuk pembangunan fisik, seperti talud makam, paving jalan, drainase/selokan, dan lain sebagainya. Tentu ini sangat membantu masyarakat. Dari awal rembuk warga, mereka mengusulkan apa saja yang perlu diajukan, dan akhirnya dapat terealisasi sarana dan prasarana itu,” ujarnya.
Ketua RW 08 Kampung Sanden, Kelurahan Kramat Selatan Kota Magelang menunjukkan sound system baru hasil dari program Rodanya Mas Bagia
Selain sarpras dan proyek fisik, Imam juga mengakui adanya manfaat yang tidak secara langsung diketahui secara kasat mata, seperti pelatihan dan peningkatan keterampilan warga. “Beberapa warga kita, utamanya anak muda kita ikutkan dalam pelatihan guna meningkatkan skill mereka. Harapannya ke depan bisa memperbaiki kondisi kehidupannya, sehingga makin sejahtera,” katanya.
Dengan segala manfaat itu, ia tidak memungkiri kalau program Rodanya Mas Bagia terdapat kekurangan atau kelemahan. Disebutkannya, karena program ini merupakan hal baru, maka masih banyak yang masih bingung bagaimana menjalankannya.
“Di awal-awal kita kurang koordinasi dan banyak yang bingung. Ya maklum, karena baru tahun ini program berjalan. Mudah-mudahan tahun 2023 nanti makin lancar dan manfaat kian dirasakan masyarakat baik proyek fisik maupun nonfisik yang tujuan utamanya adalah pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.
Senada disampaikan Koordinator Pendamping Rodanya Mas Bagia, Neni Sumarni bahwa, program ini disambut positif oleh masyarakat. Warga di tingkat RT merasa senang dengan program ini yang dinilai realisasinya lebih cepat dibandingkan program yang diusulkan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang).
“Dibandingkan mekanisme Musrenbang, realisasi melalui program Rodanya Mas Bagia dirasa lebih cepat, sehingga mereka pun cepat merasakan manfaatnya. Meskipun memang antara perencanaan, pengajuan, dan realisasi tidak selalu sama. Memang ada yang sama realisasi dan pengajuan, tapi tidak sedikit yang berbeda,” paparnya.
Ia mengutarakan, realisasi program di kelurahan pada tahun 2022 ini rata-rata sudah sekitar 86 persen, karena pengajuan yang diampu oleh organisasi perangkat daerah (OPD) banyak yang belum terealisasi. Adapun realisasi di beberapa kelurahan sudah seratus persen.
“Kami harap usulan yang nempel di OPD bisa segera direalisasikan, karena masyarakat inginnya cepat merasakan manfaat dari program unggulan pak Wali itu,” tuturnya.
Selama mendampingi warga, utamanya pengurus RT, ia mengaku banyak menemui Ketua RT dan RW yang bingung, bahkan keliru. Namun, ia masih memaklumi kenyataan ini, karena memang baru tahun pertama pelaksanaan program dan belum ada pendamping.
“Oleh karena itu, belum semua paham dengan program ini, dan tugas kami untuk terus mendampingi mereka. Kalau sekarang sudah mulai berkembang baik dan diharap semakin baik ke depannya,” ucapnya.
Terkait usulan atau pengajuan, Neni mengungkapkan, untuk tahun 2023 usulannya hampir sama dengan tahun 2022, yakni masih seputar sarana dan prasarana. Diambil dari laman simasbagia.dp4kb.magelangkota.go.id, bentuk kegiatan Rodanya Mas Bagia tahun 2023 masih didominasi pembangunan sarana dan prasarana, yakni sebesar 63,04 persen (Rp 13,972,173,525). Adapun kegiatan pemberdayaan masyarakat hanya sebesar 33,85 persen (Rp 7,502,078,000), sedangkan biaya operasional sebanyak 3,11 persen (Rp 688,500,000). Total anggaran yang dibutuhkan sebanyak Rp 22,162,751,525.
“Usulannya memang sama, paling banyak sarana dan prasarana, tapi tahun depan akan lebih tertata lagi, karena sudah ada pendampingan. Ini tugas kami yang akan terus mendampingi masyarakat dalam menjalankan program Rodanya Mas Bagia,” paparnya.
Sementara itu, Kabid Pemberdayaan Masyarakat DPMP4KB Kota Magelang, Adhika K menilai, keberadaan pendamping memang sangat penting. Bahkan, pendamping merupakan kunci keberhasilan Rodanya Mas Bagia, mekipun ada faktor lain, seperti politik, masyarakat, pemerintah, dan lainnya.
“Pendamping ini memiliki tanggung jawab besar terhadap program dari awal perencanaan, pelaksanaan, sampai pertanggungjawaban. Satu pendamping mendampingi 18 RT, kelompok masyarakat terkecil, sehingga dibutuhkan kemampuan yang mumpuni. Kami di dinas pun terus mendukung para pendamping sejak perekrutan, pelatihan, hingga monitoring dan evaluasi,” urainya.
Sesuai Perwal Nomor 24 tahun 2021, katanya, pendamping wajib mendampingi RT saat menyusun perencanaan, pelaksanaan, sampai pertanggungjawaban. Saat RT melakukan kajian terhadap potensinya pun pendamping hadir untuk terlibat dan mengarahkan.
Ketua RW 15 Kelurahan Rejowinangun Selatan, Buang Warsito mendampingi perwakilan RT 03 menerima CCTV hasil dari program Rodanya Mas Bagia
Adhika mengungkapkan, saat ini pendamping juga mendampingi warga untuk memanfaatkan Sistem Informasi Masbagia (Si Masbagia) yang dibuat guna membantu kelancaran program. Sistem ini berisi profil RT, Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM), hasil RKM, swadaya, monitoring, referensi, hingga galeri berita.“Tujuan Si Masbagia ini membantu kita untuk menyusun perencanaan selanjutnya. Saat ini kami masih menyosialisasikan sistem ini ke kelurahan-kelurahan hingga RT, terutama di tahap pembuatan profil RT, yang diperlukan untuk memetakan wilayah RT. Profil itu berisi pemetaan wilayah dari data penduduk hingga potensi wilayah se Kota Magelang. Misal mau membangun jalan ternyata di profil RT tercatat kondisi jalan rusak, berarti sesuai untuk diusulkan. Jika memetakannya tepat maka RKM yang dihasilkan akan bagus,” ungkapnya. (pemkotmgl)