Tingginya Sikap Toleransi Bawa Kota Magelang Boyong Penghargaan Smart Society dari Kemenkominfo

Kota Magelang kembali menerima penghargaan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk Kategori Dimensi Smart Society pada program "Gerakan Menuju Smart City" tahun 2021.

MAGELANG– Kota Magelang menerima penghargaan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) atas implementasi program smart city kategori Dimensi Smart Society pada program “Gerakan Menuju Smart City” tahun 2021. Penghargaan ini diserahkan Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kemenkominfo Anang Achmad Latif kepada Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominsta) Kota Magelang Suryantoro di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Jakarta, Selasa (15/12/2021). Hadir pula Menteri Komunikasi dan Informatika RI Johnny Gerard Plate, beserta jajarannya. Kepala Bidang Teknologi Informatika Diskominsta Kota Magelang Wikan Kanugroho mengungkapkan, kunci keberhasilan Kota Magelang memboyong penghargaan smart society karena tingginya rasa toleransi yang terbentuk di tingkat masyarakat. Hal itu dapat dibuktikan. Beberapa tempat ibadah berada dalam satu kawasan, namun tidak pernah timbul gejolak. Toleransi juga tercermin dari pembangunan gerbang Bhinneka Tunggal Ika oleh Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kota Magelang.

“Secara nasional, Kota Magelang diakui sebagai daerah yang kondusif dengan toleransi beragamanya yang kuat,” tutur Wikan, Rabu, (15/12/2021). Belum lagi, Pemkot Magelang getol membentuk Kampung Religi di seluruh kelurahan secara bertahap. Sampai saat ini, sudah lima Kampung Religi dicanangkan. Terbaru, Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz mencanangkan Kampung Religi di Kampung Ganten, Kelurahan Jurangombo Selatan, Kecamatan Magelang Selatan, Selasa, (14/12/2021).

“Smart society itu bagaimana sebuah kota dapat mengelola serta menjaga warganya dari sisi keamanan, ketertiban, dan ketentraman yang mampu menciptakan rasa aman, nyaman ketika beraktivitas, membawa toleransi antar warganya, dan mewujudkan harmonisasi hubungan antar-stakeholder,” ungkap Wikan.

Adapun smart city meliputi enam dimensi, yaitu smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society, dan smart environment. Wikan merinci, pelaksanaan program smart society terbagi lagi ke dalam beberapa sub dimensi. Pertama sub dimensi masyarakat (community). Sasaran targetnya adalah meningkatkan kehidupan beragama dan toleransi antarumat beragama. Kedua sub dimensi learning. Beberapa strategi yang dilakukan dalam sub dimensi ini meliputi, mengkampanyekan pemanfaatan teknologi secara bijak, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perluasan pemenuhan pelayanan dasar melalui pendidikan berkualitas. Ketiga atau yang terakhir adalah sub dimensi keamanan (security), yakni peningkatan keamanan, ketertiban masyarakat, serta kondusifitas daerah.

Adapun roadmap smart society terbagi dalam tiga program kerja dalam jangka waktu tertentu. Pada jangka pendek, ditargetkan terjadi peningkatan disiplin masyarakat, disiplin siswa dan budaya bersih di sekolah, dan pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial (kesos). Sedangkan jangka menengah, lanjut Wikan, program kerja berfokus pada pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial, pelayanan dan rehab kesos. Jangka panjangnya berkutat pada program kerja pelayanan rehab kesos dan pemberdayaan kelembagaan kesos.

Kepala Diskominsta Kota Magelang Suryantoro menambahkan, pihaknya juga meningkatkan layanan digitalisasi untuk mendukung pelayanan publik melalui aplikasi Magelang Smart City (Magesty). Aplikasi ini dirancang Diskominsta untuk mewujudkan Kota Magelang yang modern, juga memberikan layanan prima berbasis elektronik dan terintegrasi. Program ini juga merupakan upaya Pemkot Magelang untuk menjaga masyarakat dari pandemi Covid-19 sekaligus menerapkan protokol kesehatan, karena terdapat fitur belanja berbasis online.

“Magesty merupakan solusi kolaboratif antara Pemkot Magelang dengan pelaku usaha khususnya UMKM sebagai kesatuan ekosistem yang saling nyawiji,” jelasnya. Untuk diketahui,  Gerakan Menuju Smart City adalah gerakan yang diinisiasi oleh Kemenkominfo dan didukung kementerian terkait. Gerakan ini bertujuan membimbing pemerintah kota/kabupaten terpilih dalam membuat rencana induk pembangunan berbasis smart city. Semua inisiatif dari pemerintah daerah yang telah mengikuti Gerakan Menuju Smart City dapat dilihat melalui pameran virtual yang berlangsung, 14-28 Desember 2021. Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Johnny G. Plate dalam keterangan pers menjelaskan, Smart city bukan soal teknologi. Smart city adalah sebuah inisiatif yang bertumpu pada inovasi dan kolaborasi, dengan tujuan utama meningkatkan taraf hidup seluruh warga. Teknologi lebih sebagai enabler yang mempercepat perwujudan mimpi tersebut.

“Karena itu, penting bagi Gerakan Menuju Smart City untuk terus bergulir dan melibatkan semua pemangku kepentingan. Demi kemajuan seluruh warga negara, demi kemajuan Indonesia,” kata Johnny. Sebelumnya, Wali Kota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz mendorong perangkat daerah untuk menumbuhkan semangat berinovasi dalam mengatasi kendala dalam penyelenggaraan pelayanan masyarakat. Dokter Aziz mengkampanyekan gerakan Satu Instansi Satu Inovasi (One Agency One Innovation).

“Setiap organisasi perangkat daerah (OPD) harus punya minimal satu inovasi pelayanan publik,” ujarnya. Ucapan itu bukan sebatas ucapan. Melainkan sebuah perintah yang wajib dilaksanakan OPD.

“Kalau tidak bisa, kepala OPD siap-siap digeser. Tapi kita juga ada reward bagi OPD yang bisa mampu berinovasi,” pungkas wali kota bergelar dokter spesialis penyakit dalam itu. (put/bas)

Sebelumnya Berikutnya