FK Metra Kota Magelang Ikuti Festival Pertunjukan Rakyat Tingkat Jawa Tengah 2017

Tim kesenian Forum Kesenian Media Tradisional Kota Magelang mengikuti Festival Pertunjukan Rakyat Forum Komunikasi Media Tradisonal Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2017 di Kabupaten Purworejo

Tim kesenian Forum Kesenian Media Tradisional Kota Magelang dibawah binaan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kota Magelang mengikuti Festival Pertunjukan Rakyat Forum Komunikasi Media Tradisonal Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2017 di Kabupaten Purworejo (17/05/2017), dengan tema besar yaitu Jateng Gayeng, Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi. Dalam event tersebut terdapat 11 peserta yang bersaing memperebutkan juara untuk menuju babak final di Semarang.

Wakil Ketua FK Metra Kota Magelang, Muhammad Nafi mengatakan FK Metra Kota Magelang menampilkan kesenian Kentrung Gunung yang merupakan rekonstruksi kesenain yang hampir dilupakan, yaitu Kesenian Rebana atau Sholawatan Jawa.

“Tim Kesenian FK Metra Kota Magelang terdiri dari 18 pemain dari beragam sanggar, terdiri dari pemain musik dan penari. Terdapat dialog yang menceritakan kisah sumpah Raden Sunggoro, yang merupakan cikal bakal legenda awal mula nama Sungai Elo yang berada di sepanjang sisi timur Kota Magelang”, ungkapnya di sela acara.

Kriteria penilaian meliputi teknik dialog, wilogo, olah tubuh dan cara membangun pertunjukkan yang menarik. Setiap peserta diberi waktu tampil selama 30 menit. FK Metra Kota Magelang menceritakan kisah Raden Sunggoro yang merupakan mantan prajurit yang kalah perang, kemudian melarikan diri ke sisi barat Gunung Merbabu kemudian menjadi perampok yang ditakuti warga. Kemudian Raden Sunggoro dilawan oleh warga yang dibantu oleh Aki Makukuhan yang bernama muda Teguh Abdurrahman (yang saat ini makamnya berada di puncak gunung Sumbing).

Setelah Raden Sunggoro kalah, dia mengatakan dengan istilah “nyepati” atau “nyumpahi” jika anak keturunan dari Aki Makukuhan akan celaka di suatu sungai, untuk itu Aki Makukuhan menamai sungai tersebut dengan nama Sungai Elo, yang memiliki pesan agar para generasi penerus jangan memliki watak ela-elo seperti Raden Sunggoro, yaitu mengikuti jejak orang yang salah langkah seperti penjahat, melainkan harus mengikuti jalan orang-orang baik dan benar yang dapat menjadi teladan. (Ret/Diskominsta) 

Sebelumnya Berikutnya